top of page

​

Kedai Kopi a la Minang Hadir

di Semarang

 

    

 

 

 

 

 

 

 

                                                      

 

 

 

 

                                         Suasana daerah Sumatera Barat yang dilukiskan di salah satu sisi di Kedai Bagurau.

​

    

      Ide bisnis dapat datang dan berasal dari mana saja, termasuk dari obrolan-obrolan tongkrongan  tengah malam sekumpulan anak-anak muda. Dari sinilah ide untuk mendirikan Kadai Bagurau awalnya muncul. Kadai Bagurau merupakan tempat kulineran berbagai jenis minuman dan  makanan ringan a la Minang. Konsepnya persis seperti kedai-kedai kopi tradisional di wilayah Sumatera Barat, yang tentunya konsep ini akan sulit dijumpai di wilayah lain, termasuk di Kota Semarang.

​

       Kedai yang berdiri pada Agustus 2018 ini terletak di Jalan Banjarsari Raya no. 14, persis di seberang Bank BRI Banjarsari. Kedai ini terbilang sederhana. Beberapa kursi dan meja terbuat dari kayu kokoh, dihiasi lukisan di dinding yang mencerminkan suasana wilayah Sumatera Barat, juga ada pendingin ruangan dan jaringan internet Wi-Fi yang tentunya akan membuat pelanggan betah kongkow berlama-lama.

​

     Sebelum melanjutkan lebih jauh, ada satu pertanyaan yang harus kamu jawab; ide apa sih, yang muncul di benakmu ketika mendengar wilayah Sumatera Barat atau Suku Minang? Barangkali yang akan terpikirkan adalah makanannya, ya? Rendang, dendeng, nasi Padang, atau sate Padang? Dibalik ketenaran makanan pedas dan gurihnya, tentu daerah asal wakil presiden RI pertama, Moh. Hatta, punya makanan manis dan ringan sebagai menu penutup. Beberapa di antaranya; bubur ketan hitam, bubur sumsum, bubur candil, dan bubur kampiun. Sedangkan minuman khas; cendol emping, cendol ketan, dan teh telur (bahasa Minang: teh talua). Menu lainnya; lontong pical, lontong sayur, bubur kacang hijau, teh manis, kopi hitam, nasi goreng, dan banyak lagi.

​

    

 

 

 

 

 

 

 

                          

 

 

 

 

                                                   Lontong pical merupakan salah satu menu andalan di Kedai Bagurau

    

     Di Sumatera Barat sendiri, kedai kopi yang menjual makanan seperti ini biasanya selalu buka setiap pagi hingga siang hari sebagai menu sarapan. Menyesuaikan dengan daerah Tembalang, Semarang, maka kedai ini buka dari siang hingga malam hari mengingat target pasarnya adalah mahasiswa yang baru bebas berkegiatan pada siang hari dan seterusnya.

​

     Pendiri Kedai Bagurau sendiri juga merupakan mahasiswa aktif dan alumni dari Universitas Diponegoro. Mereka adalah Yovandra, alumni Universitas Diponegoro Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2014, bersama dua orang temannya, Juan Amareza dan Faruqi Ashabi yang masih merupakan mahasiswa aktif di Universitas Diponegoro. Ketiganya sama-sama merupakan perantau dari Sumatera Barat, jadi, wajar saja bila konsep yang mereka bawa pada bisnisnya menyangkut dengan hal-hal bernuansa Minang.

​

     “Konsep dan ide ini awalnya sebagai tempat tongkrongan, berkumpul, mengobrol, bergurau. Makanya, tempat ini dinamakan Kadai Bagurau,” ungkap Juan Amareza yang ditemui di kedai kopinya pada Minggu (26/5). Kadai sendiri adalah bahasa Minang yang berarti kedai, sedangkan bagurau berarti bergurau atau bercanda. “Apalagi belum ada tempat ngopi dengan konsep kedai kopi Minang, kan, di Tembalang, mungkin juga di Semarang belum ada. Nah, peluang itulah yang kami lihat,” lanjutnya.

​

     Juan juga mengatakan bahwa selama menjalankan bisnis kedai kopinya ada beberapa halangan yang mereka hadapi, seperti sulitnya membagi waktu antara perkuliahan, organisasi, dan juga bisnis. Mereka harus pandai-pandai mengatur prioritas agar semuanya dapat berjalan lancar. Kendala lainnya terletak pada modal, seperti yang diketahui, tidak banyak mahasiswa yang memegang uang berlebih, sehingga modal menjadi kesulitan lainnya dalam memulai dan menjalankan bisnis.

​

      Meski begitu, Juan mengatakan bahwa hambatan-hambatan tersebut bisa segera diatasi dengan kerja sama tim antara dirinya dan dua orang rekannya. Tentu saja diiringi dengan sikap konsisten dan tidak gampang menyerah dalam berusaha.

​

    Juan juga membagikan beberapa tips bagi anak muda yang baru ingin memulai usaha; pertama, ketika memiliki ide bisnis dan juga memiliki keinginan untuk mewujudkannya, maka jangan pernah takut untuk memulai. Jika memiliki kemauan dan tekad, maka pasti akan ada jalan. Kedua, berusaha dan berdoa. Ketiga, konsisten dalam menjalankannya. Torehkan semangat yang sama setiap harinya. Keempat, berbagi dengan sesama, karena dengan berbagi, menurut Juan, akan membuka pintu rezeki dan melancarkan usaha yang tengah dijalani. 

​

​

Penulis :

Ikhsanny Novira Ishlah

14040117120003

  

 

jurmedbar-lontong pical.jpg
jurmedbar-suasana.jpg
bottom of page